Jumat, 18 November 2011

Over Hidrasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang, dan menjalankan fungsinya.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara substansi-substansi yang ada di milieu interior.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut ( Kuntarti c 2009 ).

B. Tujuan

1. Tujuan umum
a. Untuk memenuhi tugas Asuhan Keperawatan Krisis.
b. Untuk mengetahui konsep overhidrasi.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian overhidrasi.
b. Untuk mengetahui penyebab overhidrasi.
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala overhidrasi.
d. Untuk mengetahui patofisiologi overhidrasi.
e. Untuk mengetahui Diagnosa overhidrasi.
f. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang overhidrasi.
g. Untuk mengetahui Penatalaksanaan overhidrasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR OVER HIDRASI
1. Pengertian
Overhidrasi adalah kelebihan cairan dalam tubuh ( medicastore 2010 ).
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito 2000 dalam Mudirasa).

2. Penyebab
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat kecil.
Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya tidak menyebabkan overhidrasi jika kelenjar hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi secara normal.
Overhidrasi lebih sering terjadi pada orang-orang yang ginjalnya tidak membuang cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jantung, ginjal atau hati. Orang-orang tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka minum dan jumlah garam yang mereka makan.
Overhidrasi ini dapat terjadi jika terdapat :
a. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV).
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan overhidrasi antara lain :
a. sesak nafas
b. kekacauan mental
c. kejang
d. koma.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi overhidrasi adalah berupa pelepasan Peptida Natriuretik Atrium (PNA), menimbulkan peningkatan filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan penurunan pelepasan aldosteron dan ADH. Abnormalitas pada homeostatisis elektrolit, keseimbangan asam-basa dan osmolalitas sering menyertai overhidrasi. Overhidrasi dapat menimbulkan gagal jantung dan edema pulmuner, khususnya pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler
4. Patofisiologi
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan / adanya gangguan mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan.
Kelebihan volume cairan mengacu pada perluasan isotonik dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air tubuh total. (Brunner & Suddarth. 2002 dalam Mudirasa).

5. Diagnosa
Pada overhidrasi, kelebihan cairan ditemukan baik di dalam maupun di sekitar sel dan biasanya tidak menyebabkan timbulnya tanda-tanda pengumpulan cairan. Pada kelebihan volume darah, tubuh juga memiliki terlalu banyak natrium, sehingga tidak dapat memindahkan air kedalam cadangan di dalam sel.
Pada kelebihan volume darah (misalnya gagal jantung dan sirosis hati), cairan terkumpul di sekitar sel-sel di dada, perut dan tungkai bawah. Membedakan overhidrasi dan volume darah yang berlebihan seringkali sulit dilakukan, karena overhidrasi bisa terjadi sendiri atau bersamaan dengan kelebihan volume darah.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Fisik
Oedema, peningkatan berat badan, peningkatan TD (penurunan TD saat jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles (rales). Ronkhi, mengi, distensi vena leher, kulit lembab, takikardia, irama gallop.
b. Protein rendah
c. Anemia
d. Retensi air yang berlebihan
e. Peningkatan natrium dalam urin
7. Penatalaksanaan
Tujuan terapi adalah mengatasi masalah pencetus dan mengembalikan CES pada normal. Tindakan dapat berupa hal berikut :
a. Pembatasan natrium dan air.
b. Diuretik.
c. Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.


BAB III
KESIMPULAN
1. Overhidrasi adalah kelebihan cairan dalam tubuh. Penyebabnya jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Ini terjadi jika ada kerusakan di hipofise, jantung dan ginjal.
2. Tanda dan gejala: sesak nafas, kekacauan mental, kejang dan koma.
3. Kelebihan volume cairan mengacu pada perluasan isotonik dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air tubuh total.
4. Penatalaksanaan : Diuretik, Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.


DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul, 2006, Kebutuhan Dasar Manusia, Salemba Medika, Jakarta.
NANDA, 2008, Nursing Diagnoses : Definition and Classification, Philadelphia.
Yasir, 2009, keseimbangan cairan tubuh dan asam basa, dilihat tanggal 22 September 2011, .
Gangguan Keseimbangan Cairan, c 2010, dilihat tanggal 22 september 2011,.
Overhidrasi, 2011, overhidrasi kelebihan cairan, dilihat tanggal 25 September 2011, .
Mudirasa, I ketut, 2010, Askep Kelebihan Volume ciran, dilihat tanggal 25 September 2011, .

1 komentar: